Oleh: Yusuf Abu Hafshah
Allohu akbar,Allohu akbar,walillahil hamd
Sesungguhnya, segala puji hanya bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon
ampun dan meminta petunjuk kepada-Nya. Kami pun berlindung kepada-Nya
dari kejahatan diri-diri kami dan keburukan amal-amal kami.
Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah maka tidak akan ada yang dapat
menyesatkannya, dan barangsiapa disesatkan oleh Allah maka tidak ada
yang dapat memberi petunjuk kepadanya.
Kami bersaksi bahwa tidak ada ilah yang Haq selain Allah, Yang Maha Esa
dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Kami juga bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba dan utusan Allah.
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan
sebenar-benar taqwa, dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan
dalam keadaan Islam.” (QS. Ali 'Imran [3]: 102)
“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Rabb kalian yang telah
menciptakan kalian dari satu jiwa, dan darinya Allah menciptakan
istrinya; dan dari keduanya Allah mengembangbiakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kalian saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kalian.” (QS. An-Nisâ' [4]:1)
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Allah dan
ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki
amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati
Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang
besar.” (QS. Al-Ahzab [33]: 70-71)
Alhamdulillah, mari kita bersyukur kepada Allah, karena atas rahmat-Nya,
kita bisa usai menjalankan shiyam Ramadhan. Semoga amal ibadah kita
diterima di sisi Allah Ta'ala.
Mengawali khutbah ini, terlebih dahulu marilah kita memuji kebesaran
Allah Subhanahu wata'ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga pada hari ini kita dapat melaksanakan perintah Allah, untuk
melaksanakan shalat Idul Fithri berjama’ah. Kita bersyukur kepada Allah
Subhanahu wata'ala yang telah menciptakan segala sesuatu, dan
menurunkan syari'at sebagai petunjuk jalan bagi makhluk ciptaan-Nya
dalam mengarungi kehidupan dunia ini.
Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat dan kesejahteraan kepada
Nabi Muhammad Shalallohu alaihi wasallam, keluarga, para shahabat,
tabi'in, tabi'ut-tabi'in serta seluruh kaum Muslimin yang setia
mengikuti beliau dengan baik hingga hari kiamat.
Kemudian, sebagai khatib pada kesempatan khutbah hari raya ini,
perkenankan kami mengingatkan diri pribadi dan segenap jamaah sekalian,
marilah kita senantiasa meningkatkan taqwa kepada Allah Subhanahu
wata'ala. Marilah peningkatan taqwa ini kita jadikan sebagai agenda
hidup yang utama, agar menjadi manusia ideal menurut Islam. Yakni,
menjadi manusia mulia dan dimuliakan oleh Allah Subhanahu wata'ala
sebagaimana firman-Nya:
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang
paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
(Qs. Al-Hujurat, 49:13)
Sebulan penuh kita menjalankan shiyam Ramadhan; sebuah media yang Allah
ciptakan untuk mentarbiyah pribadi kita. Harapan kita, tentu agar kita
termasuk yang lulus dalam paket pendidikan ini. Selama ini kita terlatih
untuk beramal tanpa pamrih. Kita tak tergoda makan atau minum meski
sedang sendirian, karena kita sadar bahwa kita berpuasa karena Allah dan
bukan karena orang lain. Tentu ini pendidikan yang sangat penting, dan
kalau semangat beramal tanpa pamrih ini kita bawa pada amal-amal lain,
maka akan menjadi kunci selamat besok di akhirat.
Dalam sebuah riwayat disebutkan ihwal orang yang pertama kali merasakan jilatan api neraka:
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bercerita kepadaku bahwa Allah pada hari
kiamat turun kepada hamba-hamba-Nya untuk mengadili mereka, dan semua
umat pada waktu itu berlutut.
Orang yang pertama kali dipanggil adalah orang yang rajin membaca
Al-Quran, orang yang syahid di jalan Allah, dan orang yang banyak harta.
Allah berkata kepada si pembaca Al-Quran, “Bukankah telah kuajarkan
kepadamu apa yang telah Aku turunkan kepada rasul-Ku?” Ia menjawab, “Ya,
sudah”. Allah berkata, “Lalu apa yang kau perbuat dengan yang telah
Ku-ajarkan itu?” Ia menjawab, “Aku mengamalkan sepanjang malam dan
siang.” Allah berkata kepadanya, “Kamu bohong!” Para malaikat juga
menimpali, “Kamu bohong!”, Allah berkata, “Kamu membaca bukan karena
Aku, tapi karena ingin dijuluki sebagai qari, dan julukan itu memang
telah disebut-sebut orang.”
Si Hartawan dihadapkan. Allah bertanya kepadanya, “Bukankah telah
Aku luaskan rezeki untukmu sehingga kamu tidak membutuhkan orang lain?”
Ia menjawab, “Ya benar .” Allah berkata, “Lalu apa yang kami lakukan
dengan rezeki yang sudah Aku berikan kepadamu?” Ia menjawab, “Aku
bersilaturrahmi dan bersedekah.” Allah berkata kepadanya, “Kamu bohong!”
para malaikat pun menimpali, “Kamu bohong!” Allah lalu berkata, “Kamu
melakukan itu bukan karena Aku, tapi karena ingin dijuluki dermawan, dan
julukan itu memang telah disebut-sebut orang.”
Kemudian orang yang terbunuh di jalan Allah (syahid) dihadapkan.
Allah berkata, “Mengapa kamu terbunuh?” Ia menjawab, “Aku diperintah
untuk berjihad di jalan-Mu, lalu aku berperang sehingga aku terbunuh.”
Allah berkata kepadanya, “Kamu bohong!” para malaikat pun menimpali,
“kamu bohong!” Allah lalu berkata, “Kamu berperang bukan karena Aku,
tapi karena ingin dijuluki pemberani, dan julukan itu telah
disebut-sebut orang.”
Rasulullah kemudian menepuk kedua bahu saya dan berkata, “Hai Abu
Hurairah, mereka bertiga adalah makhluk Allah yang pertama kali dijilat
oleh api neraka pada hari kiamat. (HR Muslim, Nasai, Tirmidzi)
Ibadah ,Tugas Utama Hidup
Kita harus ingat bahwa tugas utama hidup manusia hanyalah “mengabdi”
atau beribadah kepada Allah Ta'ala. Ini seperti ditegaskan dalam
ayatnya:
“Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanya hanya untuk beribadah (mengabdi) kepada-Ku saja. (Adz-Dzariyaat: 56)
Begitulah, diciptakannya jin dan manusia hanyalah “untuk beribadah”
kepada Allah. Lantas, apakah ibadah itu? Ibadah banyak dipahami secara
sempit sebagai kegiatan ritual belaka antara hamba dan Sang Khaliq. Ini
jelas keliru, karena “ibadah” bermakna luas. Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyyah memaknai 'ibadah' dengan: “Segala ucapan dan perbuatan yang
disukai dan diridhai Allah Ta'ala baik secara dzahir maupun bathin.”
Dengan demikian, cakupan ibadah sangatlah luas; termasuk dengan
melaksanakan syari'at Islam atau hukum-hukum Allah Ta'ala secara kaaffah
(totalitas); meliputi segala aspek kehidupan, mulai dari urusan
pribadi, keluarga, masyarakat hingga urusan negara, bahkan hubungan
antar bangsa. Allah Ta'ala berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan,
dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan
itu musuh yang nyata bagimu.” (Qs. Al-Baqarah, 2 : 208).
Pada ayat ini, Allah menginstruksikan dengan tegas dua hal berupa perintah dan larangan.
Pertama: Allah memerintahkan kepada orang orang beriman untuk memasuki
Islam secara kaffah. Tentu kaffah disini adalah dengan melaksanakan
seluruh syari'at-Nya. Tidak boleh ada satu syari'at pun yang sengaja
ditinggalkan dan diabaikan.
Kedua: Allah melarang orang-orang beriman untuk mengikuti
langkah-langkah setan. Langkah-langkah setan tersebut antara lain berupa
godaan, bujukan, provokasi, penyesatan, agar manusia sengaja
mengamalkan sebagian syari'at dan meninggalkan sebagian yang lain. Semua
dibungkus dengan dalih-dalih yang intinya atas dasar hawa nafsu
manusia. Padahal, sikap sengaja mengamalkan syari'at Islam dengan
sepotong-sepotong akan mendapatkan ancaman dari Allah Ta'ala; dan akan
ditimpa kehinaan di dunia dan adzab yang pedih di hari Kiamat nanti:
“Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al kitab (Taurat) dan ingkar
terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah Balasan bagi orang yang berbuat
demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada
hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah
tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” (Qs. Al Baqarah: 85)
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah!.... Allohu Akbar,Allohu Akbar, walillahihamd
Rasulullah Saw bersabda:
Akan muncul di akhir zaman orang-orang yang tekun beribadah adalah
bodoh, sedang para ulama' rusak moral dan pikirannya.”“ (HR. Abu Nu'aim
dan Hakim)
Ketika masyarakat menyaksikan ulama tidak konsisten lagi pada
kebenaran, hal itu merupakan kontribusi besar bagi kerusakan negeri
ini. Jika ulama sudah tidak dapat dipercaya, maka kalangan awam akan
menjauh dari agama, karena mereka tidak mempercayai lagi omongan ulama.
Hal ini, memberi peluang bagi penguasa untuk menjauhkan agama dari
praktek kehidupan masyarakat. Sebab, ulama' yang rusak akhlaknya akan
dapat mempercepat perpecahan ummat.
Hadirin dan hadirat rahimakumullah.
Kini jelaslah, bahwa kewajiban pokok dan utama di dalam hidup ini adalah
dengan menerapkan syari'ah Islam secara kaaffah (totalitas). Tidak
sepotong-sepotong; tidak dengan melaksanakan sebagian dan membuang
sebagian yang lain; dan tidak boleh dengan tawar-menawar. Kita wajib
mengatur seluruh aspek hidup baik menyangkut urusan pribadi, keluarga
dan pemerintahan dengan syari'ah Islam.
Dengan demikian, mustahil pengamalan syari'ah Islam secara kaaffah bisa
diterapkan tanpa melalui Kepemimpinan Islam. Itulah sunnah Nabi yang
sempurna. Para Shahabat sangat memahami hal ini. Karenanya, begitu
Rasulullah wafat, mereka segera bermusyawarah menentukan pemimpin
sebagai Khalifah/Amirul Mu’minin.
Kekhalifahan itu selanjutnya mengamalkan dua tugas utama yaitu:
Hirasatud dien (pengawal dien) dan Siyasatud dunya bid-dien (mengatur
dunia dengan nilai dien). Dari situlah terpancar keadilan, ketenteraman,
dan kebahagiaan yang dapat dirasakan oleh ummat manusia selama
berabad-abad. Dan itulah makna sesungguhnya dari Rahmatan lil-'alamin
(rahmat bagi seluruh alam semesta) .
Maka, ketika kekuasaan Islam runtuh, dan dunia dikuasai kaum kafir yang
ingkar kepada syari'at Allah, sejak hari itu hingga hari ini, ummat
manusia diliputi kezholiman, kekacauan, kerusakan akhlaq, dan ditimpa
berbagai macam bencana yang mengerikan. Ini adalah akibat dari tidak
ditunaikannya syari'at Islam.
Karenanya, syari'at ini harus kita tunaikan dengan mengamalkan Islam
secara kaaffah melalui lembaga Kekhalifahan Islam. Itulah sunnah Nabi
dan para Sahabat radiallohu’anhu. Kita tidak boleh mengubahnya dengan
alasan apapun. Jangan merasa cukup mengamalkan Islam dengan cara
perorangan atau kelompok. Mari kita renungkan firman Allah:
"Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan
ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih." (Qs. An-Nur : 63)
Allohu akbar,Allohu akbar,walillaji hamd
Hadirin dan hadirat hafihokumullah.
Alhamdulillah, sebagai rakyat Indonesia, yaitu hamba-hamba Allah
yang ditempatkan di bumi Allah bernama Indonesia ini, kita telah
dikaruniai negeri yang sangat hebat. Sebuah negeri yang terdiri dari
puluhan ribu pulau-pulau dengan kekayaan alam yang melimpah ruah. Jumlah
penduduknya tidak kurang dari 240 juta dan ( 90 % nya adalah orang
muslim). Yang disatukan di bawah naungan NKRI (Negara Kesatuan Republik
Indonesia).
Hari ini adalah bulan Agustus 2012 Masehi dimana dibulan inilah tepat 67
tahun yang lalu telah diproklamirkan kemerdekaan Indonesia yaitu pada
tanggal 17 Agustus 1945. Yang harus kita ingat, bahwa wujudnya NKRI
ini tidak bisa dilepaskan dari saham besar perjuangan Ummat Islam.
Sejarah emas Indonesia mencatat, peran para ulama, santri, dan
pemuda-pemuda Islam dalam mengusir penjajah kafir Belanda.
Sejarah mencatat, bagaimana Hadratus Syaikh Hasyim Asy'hari, pendiri
organisasi NU dari Ponpes Tebu Ireng Jombang, pernah mengeluarkan fatwa
wajib Jihad fie sabilillah melawan penjajah kafir Belanda. Demikian
juga Jenderal Sudirman, guru agama sekolah Muhammadiyah, yang juga
terjun memimpin pasukan gerilya mengusir penjajah.
Di Surabaya, kita kenal Bung Tomo, yang dengan gelora semangat “Allahu
Akbar” mampu membakar semangat rakyat melawan penjajah kafir Inggris.
Di Jogja ada Pangeran Diponegoro, di Sumatera barat ada Tuanku Imam
Bonjol dan Juga tokoh-tokoh politik muslim seperti KH. Wahid Hasyim, Dr.
Muchammad Roem, Muhammad Natsir, dan lain-lain; yang menggerakkan ummat
Islam untuk melawan kaum penjajah kafir agar enyah dari Indonesia.
Apa yang menjadi ruh dari sikap patriotisme itu? Tak lain adalah Islam. Tak lain adalah Jihad.
Allahu akbar, Allahu akbar. Wa lillahilhamd
Maka berkat perjuangan yang dijiwai keislaman inilah, akhirnya Allah
subhanahu Ta'ala berkenan memberi karunia kemerdekaan NKRI ini. Adapun
niat dan tujuan para pejuang muslim melawan pejajah kafir itu, tentu
bukan sekadar tercapainya kemerdekaan negeri ini belaka, tetapi
kemerdekaan untuk mengamalkan seluruh Syari'ah Islam. Itulah yang
terpenting dalam kehidupan setiap muslim hingga kewajiban beribadah
terlaksana secara sempurna. Sebab, pada zaman penjajahan tempo dulu,
umat Islam dihalangi untuk mengamalkan Syari'at Islam secara kaaffah
oleh penjajah kafir Belanda, Inggris, dan Jepang.
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah.
Tapi begitulah, sudah menjadi sunnatullah bahwa pada setiap amal ibadah,
pasti ada penghalangnya. Allah Ta'ala telah menggariskan bahwa
penghalang utama seorang mu’min adalah dari golongan setan jin dan setan
manusia. Allah berfirman:
"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, Yaitu
syaitan-syaitan (dari jenis) Manusia dan (dan jenis) Jin, sebahagian
mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang
indah-indah untuk menipu …" (Q.S. Al An'am: 112)
Dalam memerangi Islam, syetan manusia dan setan jin itu tidak mengenal
putus asa. Mereka akan menempuh seribu satu cara untuk mencapai
tujuannya sebagimana firman-Nya:
Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya
benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang
lurus,kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang
mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati
kebanyakan mereka bersyukur (taat). “ ((Q.S. Al-A'raf : 16-17)
Demi menyesatkan manusia dari jalan Allah, mereka tidak segan-segan
mengorbankan harta dan biaya yang tidak terbatas, berapapun jumlahya,
sepanjang diperlukan:
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk
menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu,
kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. dan
ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan." (Qs.
Al-Anfal : 36).
Hadirin dan hadirat rahimakumullah.
Sebagaimana telah diterangkan tadi, bahwa hidup hanya untuk beribadah,
dan bahwa ibadah harus dengan menerapkan syariah Allah secara kaaffah
dalam lembaga Kekhalifahan Islam; maka apabila kita ingin
fid-dunya hasanah wa fil-akhirati hasanah, kita wajib sekuat tenaga untuk merealisasikan tersebut
Rasulullah sudah memberikan contoh, demikian juga para
Khulafaur-Rasyidin. Untuk mencapai tujuan suci ini, kita wajib
menyingsingkan lengan, berjuang dengan penuh keikhlasan, kesungguhan,
kesabaran dan siap berkorban baik harta maupun nyawa bila diperlukan.
Alloh subhanahu wata’ala berfirman:
“Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). jika kamu
menderita kesakitan, Maka Sesungguhnya merekapun menderita kesakitan
(pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada
Allah apa yang tidak mereka harapkan. dan adalah Allah Maha mengetahui
lagi Maha Bijaksana." ((Q.S. An-Nisa': 104)
"Katakanlah: "Tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi Kami, kecuali salah
satu dari dua kebaikan (mendapatkan kemenangan atau mati syahid). Dan
Kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab
(yang besar) dari sisi-Nya. sebab itu tunggulah, Sesungguhnya Kami pun
menunggu bersamamu." (Qs. At-Taubah: 52).
Ikhwani wa Akhwati rahimakumullah.
Perjuangan menegakkan syariah Islam disamping memerlukan keikhlasan,
kesungguhan, kesabaran dan pengorbanan, juga memerlukan kebersamaan
(yaitu Berjama'ah) . Kita harus menyamakan gerak langkah untuk mencapai
tujuan-tujuan pokok. Kita boleh berlainan paham dalam masalah-masalah
furu'iyah (Cabang-cabang agama) serta wajib saling menghormati, tetapi
kita wajib sepakat dan sepaham dalam masalah-masalah prinsip dalam Agama
(ushuluddien).
Kita boleh berlainan paham dalam hukum boleh atau tidaknya membaca doa
qunut pada shalat Subuh, tetapi kita wajib sepaham tentang wajibnya
memperjuangkan pelaksanaan syari'ah Islam dengan Berjama'ah. Kenapa?
karena ini masalah prinsip yang jelas dicontohkan oleh Rasulullah
shalallohu alaihi wasallam dan para shahabat. Semua ulama muktabar,
terutama imam madzhab yang empat, sepakat bulat tentang hal ini.
Persatuan dan kebersamaan dalam rangka menegakkan dien ini jelas di perintah oleh Allah Ta'ala:
Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan
apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu:
Tegakkanlah Dien (agama) dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.
Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka
kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan
memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).."
(Qs. As-Syura: 13)
Hadirin dan hadirat rahimakumullah.
Kepada rakyat Indonesia yang non muslim tidak perlu khawatir, karena
dengan berlakunya syari'at Islam mereka akan mendapatkan perlakuan yang
lebih baik dan lebih adil, asalkan mereka tidak mengganggu dan
menghalangi tegaknya syari'at Islam. Ini merupakan perintah Allah
Ta'ala:
"Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap
orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula)
mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang Berlaku adil." (Al Mumtahanah: 8)
Maka, dengan mengharap pertolongan Allah subhanahu wa Ta'ala, saya
menyerukan kepada seluruh Ummat Islam, Mari kita satukan langkah!. Mari
kita berjuang menegakkan syariah Islam di negeri kita khususnya, dan di
negeri-negeri kaum muslimin pada umumnya. Mari kita raih kehidupan yang
mulia atau kematian sebagai syuhada.
"Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah
Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi
mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya." (Q.S. Al A'raf: 96)
"Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan
kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus. Dan
Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar adalah suatu kemuliaan besar
bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab."
(Q.S. Al-Zukhruf: 43-44)
Kepada rakyat Indonesia yang beragama selain Islam, mari kita hidup
damai dan saling menghormati keyakinan masing-masing. Janganlah Anda
menghalangi orang lain yang berusaha mengamalkan syari'ah agamanya.
"Katakanlah: "Hai ahli Kitab, Marilah (berpegang) kepada suatu kalimat
(ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara Kami dan kamu, bahwa
tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan
sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain
sebagai Tuhan selain Allah". ((Q.S. Ali Imran: 64)
Demikianlah seruan Khutbah ini semoga dibenarkan dan diridhai Allah suhanahu wa ta'ala. Aamiin.
"Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepada kamu. dan aku
menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha melihat akan
hamba-hamba-Nya". (Q.S. Al Mukmin: 44). ***
Ikhwani wa Akhwati fiellah rahimakumullloh
Mengakhiri khutbah ini, marilah kita memohon kepada Allah, agar diberi
keselamatan dari segala keburukan, diberi kebaikan yang paling sempurna,
kehidupan yang sejahtera, waktu yang paling bahagia. Semoga Allah Allah
subhanahu wa Ta'ala berkenan memperperbaiki amal-amal kita dan
membersihkannya dari kesyirikan serta kemunafikan :
Ya Allah, yaa Robb kami, ampunilah dosa-dosa kami, dosa kedua orang tua
kami, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi kami diwaktu
kecil.
Ya Allah, yaa Robb kami, ampunilah dosa-dosa kami, dan dosa-dosa kaum
mu’min dan mu’minat, muslimin dan muslimat dan persatukanlah hati kami,
persatukanlah langkah-langkah kami kepada satu Ulil Amri kaum muslimin
yaitu Khalifah/Amirul Mu’minin demi menegakkan ajaran-Mu ini.
Ya Allah, berkahilah untuk kami pendengaran-pendengaran kami,
penglihatan-penglihatan kami, hati-hati kami, istri-istri kami, dan anak
keturunan kami! Ampunilah kami karena sesungguhnya Engkau Maha Menerima
Taubat lagi Maha Penyayang dan Jadikanlah kami orang-orang yang
bersyukur atas nikmat-Mu, serta sempurnakanlah nikmat-Mu untuk kami.”
"Ya Allah, satukanlah hati-hati kami, perbaikilah hubungan di antara
sesama kami, tunjukkanlah kami kepada jalan-jalan keselamatan,
selamatkanlah kami dari kegelapan menuju cahaya, jauhkanlah kami dari
perbuatan-perbuatan keji yang nampak maupun yang tersembunyi.
"Ya Rabb kami, Rahmat dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah
ampunan kepada orang-orang yang bertobat yang mengikuti jalan-Mu dan
peliharalah kami dari siksaan api neraka yang menyala-nyala.
Ya Allah, yaa Robb kami, istiqomahkanlah kami demi berjuang di jalanmu,
dan jadikanlah kami orang-orang yang senantiasa tulus ikhlas beribadah
kepada-Mu
.
Ya Allah, yaa Robb kami, berikanlah kepada kami rasa takut untuk
bermaksiat kepada-Mu, dan tunjukkanlah kami jalan untuk dapat sampai ke
surga-Mu, berilah kami kemudahan yang dapat meringankan beban perjuangan
kami.
Ya Allah, yaa Robb kami! Tolonglah kami terhadap orang-orang kafir dan
orang-orang zholim yang senantiasa menzhalimi kami serta bantulah kami
untuk menghadapi orang-orang yang memusuhi kami,bersihkanlah barisan
kami dari orang-orang mereka
Ya Allah, yaa Robb kami janganlah Engkau menjadikan dunia ini sebagai
cita-cita dan tujuan kami yang paling utama, sehingga dapat melalaikan
kami dari peringatan-M, dan berjihad dijalan-Mu.
Ya Rabb kami, masukkanlah kami ke dalam surga Adn yang telah Engkau
janjikan kepada kami dan orang-orang yang shaleh di antara orangtua
kami, istri-istri kami, dan anak keturunan kami semua.
dan peliharalah kami dari kejahatan dan tipu daya orang-orang kafir dan
munafiq. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Ya Allah, tahanlah darah kaum muslimin di seluruh penjuru dunia (yang ditumpahkan oleh musuh-musuh Islam)
Ya Allah, kami memohon kepada-Mu kejayaan, kekuasaan, dan kemenangan yang nyata untuk Ummat Islam
Ya Allah, kami mengadukan kepada-Mu kezhaliman orang-orang yang
mendengki, Juga musuh-musuh agama Islam dari kalangan orang-orang
munafik, orang-orang kafir, dan orang-orang zholim, lemahkanlah kekuatan
mereka, dan campakkanlah rasa takut ke dalam hati mereka.
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan berjihad di
jalan-Mu,dari perbuatan dosa dan maksyiat, fitnah kubur dan azab kubur,
fitnah neraka dan azab neraka, keburukan fitnah harta, aku berlindung
kepada-Mu dari fitnah kemiskinan dan aku berlindung kepada-Mu dari
fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.
Ya Allah, yaa Robb Pulihkanlah kelemahan kami, tutupilah aib kami,
ampunilah dosa kami, dan terimalah doa kami Ya Allah, Wahai Dzat Yang
maha pengasih dan penyayang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar