Dengan tergesa-gesa dan dada yang
berdebaran,laki-laki itu tiba di rumahnya. Kepada sang istri,laki-laki itu
memohon,”Selimutilah aku! Selimutilah aku!”.Hangatnya selimut di tambah dengan
perhatian dan ketenangan sang istri membuat rasa cemas yang ada sebelumnya
mulai berangsur-angsur hilang.Suasana pun akhirnya menjadi tenang.
“Apa yang sedang terjadi pada diriku?”,demikian
sang suami menumpahkan isi hati kepada istrinya. Tanpa diminta lebih
lanjut,laki-laki tersebut kemudian menceritakan semua pengalaman yang belum
lama terjadi. Ia ditemui makhluk ajaib dan didekap erat sambil memintanya untuk
membaca. ”Aku tidak mampu membaca”,jawabnya. Terus berulang hingga tiga
kali.Barulah makhluk ajaib itu melepaskan dirinya dan membacakan lima ayat
pertama dari surat Al ‘Alaq.
Laki-laki itu adalah nabi kita,nabi Muhammad
bin Abdullah. Makhluk ajaib itu tentunya adalah malaikat Jibril. Sementara sang
istri yang melayani,mendengarkan cerita dengan sepenuh hati dan memotivasi
untuk meneguhkan hati adalah wanita terbaik di atas muka bumi,Khadijah bintu
Khuwailid.
Sungguh besar dan penting peranan seorang istri
bagi seorang laki-laki. Mungkinkah laki-laki dapat hidup secara baik dan mapan
tanpa kehadiran seorang istri? Allah menetapkan sunnah Nya ; manusia diciptakan
dengan berpasang-pasang. Target terpuncak dari maghligai pernikahan adalah
mewujudkan ikatan yang dibalut oleh sakinah,mawaddah dan rahmah. Demi
ketenangan hidup.
“Ada juga ulama yang tidak
menikah?”.Benar,memang ada.Namun,berapakah prosentase mereka yang tidak
menikah? Sangat kecil. Justru mayoritas ulama mewujudkan pernikahan. Kisah-kisah
indah dan mengharukan tentang perjalanan pernikahan ulama juga tercatat di
dalam sejarah. Kemudian,apakah sebab yang membuat ulama-ulama itu tidak
menikah? Benci dan tidak suka? Tentu bukan! Kecintaan kepada ilmu lah yang
membuat mereka dilupakan dari pernikahan. Bisakah Anda menyibukkan diri dengan
belajar agama sehingga tidak berpikir tentang wanita? Jawabannya ada di tangan
Anda.
Hari itu,saat nabi Muhammad merasakan kecemasan
luar biasa,setelah menceritakan semua yang telah dilewati,beliau berujar,
لَقَدْ خَشِيتُ
عَلَى نَفْسِي
”Sungguh,aku sangat khawatir tentang
keselamatan diriku sendiri”.
Inilah istri shalihah! Anugrah terindah. Dialah
istri terbaik! Karunia nan elok. Wahai kaum wanita,teladanilah Khadijah!
Tenang,sabar,penuh perhatian dan selalu mendukung serta membesarkan hati sang
suami.
Penuh semangat dan cinta,kata-kata Khadijah begitu menghibur,
كَلَّا
وَاللَّهِ مَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ وَتَحْمِلُ
الْكَلَّ وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ وَتَقْرِي الضَّيْفَ وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ
الْحَقِّ
”Tidak mungkin! Demi Allah,Allah tidak akan
mungkin menghinakan dirimu selama-lamanya! Sungguh,engkau adalah seorang hamba
yang selalu menjaga tali silaturahim,menanggung beban orang lain,membantu orang
yang tak punya,memuliakan tamu dan menolong orang-orang untuk memperoleh
haknya”.
Subhanallah! Pantas saja Rasulullah menambatkan
tali cinta pada tiang kasih milik Khadijah,ibunda kita. Motivasi dan dukungan
selalu dicurahkan untuk sang suami. Bukan hanya moril bahkan materil. Setelah
dukungan dengan moril berupa kata-kata yang menghibur? Dukungan materil.
Khadijah mengajak nabi Muhammad,sang suami,untuk menemui Waraqah bin Naufal.
Seseorang yang telah buta namun sangat mengerti tentang ajaran Nasrani yang
masih utuh. Waraqah masih terhitung paman Khadijah. Setelah menyimak
kisahnya,Waraqah memberitakan tentang kenabian Muhammad.
Sejak gema dakwah islam pertama kali
didentangkan,Khadijah telah menyatakan iman. Dialah wanita pertama yang masuk
islam. Semua harta kekayaannya dan Khadijah memang termasuk saudagar kaya raya-
diserahkan penuh untuk dakwah islam. Tanpa berat hati,tulus dan ikhlas.Khadijah
menjadi kawan berbincang dan teman berdiskusi yang menyenangkan untuk nabi
Muhammad.
Duh,menyenangkan! Istri dambaan dan pujaan hati. Menyenangkan saat dipandang,menyejukkan hati kala terbayang,menentramkan jiwa ketika berbicara. Gemar beribadah,dermawan juga penuh keibuan.
Duh,menyenangkan! Istri dambaan dan pujaan hati. Menyenangkan saat dipandang,menyejukkan hati kala terbayang,menentramkan jiwa ketika berbicara. Gemar beribadah,dermawan juga penuh keibuan.
Khadijah bintu Khuwailid,ibunda kita.Semoga
Allah meridhai Anda,wahai Ibunda.Semoga istri-istri kami dapat meniru Anda,wahai
Ibunda.Amin
Tahun kesedihan.Dalam sejarah anak manusia
hanya ada sekali saja,sebuah tahun yang disebut dengan tahun kesedihan. ’Amul
Huzn adalah tahun kesedihan karena pada tahun itu telah wafat dua orang yang
sangat dikasihi oleh nabi Muhammad. Paman Abu Thalib kemudian disusul
sang istri tercinta, Khadijah bintu Khuwailid. Ramadhan pada tahun kesepuluh
setelah diangkat menjadi nabi,Khadijah meninggalkan sang kekasih,Rasulullah.
Rasa sedih sungguh-sungguh telah mengalir di
setiap aliran darah Rasulullah.Hati beliau benar-benar merasa kehilangan.
Begitulah istri yang baik! Ia akan selalu dicinta dan dikasihi sepenuh hati oleh suami.Peranan penting dan andil yang besar akan membuat suami merasa kehilangan.Jika istri yang baik jatuh sakit,seolah-olah ada belahan jiwa sang suami yang terampas hilang. Jika terpisahkan oleh jarak dan waktu,karena tugas atau mencari nafkah,seakan-akan doa sang istri hangat menyertai.
Benarlah sabda Rasulullah,
الدُّنْيَا
مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
“Dunia hanyalah untaian perhiasan.Sebaik-baik
perhiasan dunia adalah istri yang shalihah”
Wajar saja jika ibunda Aisyah merasa cemburu,
Dan itu wajar. Seringkali Rasulullah mengingat dan menyebut nama Khadijah.Jika
ada makanan yang pantas,Rasulullah selalu meminta agar teman-teman Khadijah
diberi bagian.Sampai-sampai ibunda Aisyah menyatakan,”Seolah-olah tidak ada
wanita lain di dunia ini selain Khadijah!”Seorang istri dengan sifat dan
karakter terpuji tentu akan dikasihi sang suami. Apapun akan dilakukan oleh
sang suami demi membahagiakannya.
Istri shalihah akan dipuja dan disanjung oleh
suaminya. Segala cara akan ditempuh oleh sang suami agar ia bahagia. Istri
shalihah tidak akan disakiti dan dikecewakan oleh sang suami. Jika suami
menyakiti dan mengecewakannya,sungguh keterlaluan dia sebagai suami!
Astaghfirullah.
Astaghfirullah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar