Engkau akan menyelamatkan pandangan laki-laki dari panah setan
Engkau telah mengetahui, jika
seorang laki-laki menjumpai wanita, maka apa yang paling ingin dilihat
laki-laki pertama kalinya. Iya, wajahnyalah yang paling pertama ingin
disaksikan. Karena wajah adalah bagian pertama yang paling dinikmati oleh
laki-laki . Jika shalat adalah penentu baik-tidaknya keseluruhan amal seorang
hamba, maka wajah wanita itulah yang menentukan elok-tidaknya keseluruhan
tubuhnya.
Jika engkau pampang gambar
pemandangan alam terindah didunia kepada laki-laki, atau engkau perlihatkan
lukisan terbaik, atau engkau berikan ukiran yang teristimewa, kemudian engkau
buka sedikit saja tirai gambar para wanita. Manakah yang akan dipilih oleh
laki-laki? Akan tetapi dengan cadarmu, Engkau telah mematahkan panah tersebut
sebelum busurnya direntangkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
النَّظْرَةُ
سَهْمٌ مِنْ سِهَامِ إِبْلِيسَ مَسْمُومَةٌ فَمَنْ تَرَكَهَا مِنْ خَوْفِ اللَّهِ
أَثَابَهُ جَلَّ وَعَزَّ إِيمَانًا يَجِدُ حَلَاوَتَهُ فِي قَلْبِهِ» هَذَا
حَدِيثٌ صَحِيحُ الْإِسْنَادِ وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ
“Pandangan adalah satu anak panah di antara anak panah-anak panah iblis. Barangsiapa yang meninggalkannya karena takut kepada Allah, maka Allah Azza wa Jalla akan memberikan keimanan dan ia merasakan manisnya di hatinya” [HR. Al-Hakim dalam Al-Mustadrak no. 7875, dia berkata: sanad hadist shahih dan tidak dikeluarkan oleh bukhari dan muslim, tahqiq Musthofa Abdul Qodir Atha]
“Tapi wajah saya tidak cantik?”
Subhanallah, Allah menciptakan
manusia dalam kesempurnaan bentuk, wanita adalah ujian bagi terberat laki-laki,
melalui wanita setan seolah-olah memiliki sebaik-baik make-up untuk
menghiasinya. Seolah-olah setan memasang kaca mata bagi laki-laki yang
membuatnya cantik dan indah menjadi-jadi. Tidak percaya? Anda pasti percaya
karena Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
المَرْأَةُ
عَوْرَةٌ إِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَ فَهَا الشَّيْطَانُ
“Wanita itu adalah aurat. Bila ia
keluar, setan akan menghiasinya (untuk menggoda laki-laki).” [HR. At-Tirmidzi no. 1173, dishahihan oleh Al-Albani
mengatakan dalam Misykatul Mashabih no. 3109]
Syaikh Abul ‘Ala’
Al-Mubarakfuri rahimahullah berkata,
( فإذا خرجت
استشرفها الشيطان ) أي زينها في نظر الرجال وقيل أي نظر إليها ليغويها ويغوى بها
والأصل في الاستشراف رفع البصر للنظر إلى الشيء
“Bila wanita keluar, setan
akan menghiasinya (untuk menggoda laki-laki), maknanya adalah
setan menghiasinya di mata laki-laki. Juga dikatakan [yang lebih enak
diterjemahkan: “ada yang berpendapat], maknanya, setan melihat wanita tersebut
untuk menyesatkannya dan menyesatkan (manusia) dengannya. Dan makna asal (الاستشراف)
adalah mengangkat pandangan untuk melihat sesuatu.” [Tuhfatul Ahwadzi
4/283, Darul Kutub Al-‘Ilmiyah, Beirut, Asy-Syamilah].
Terbukti benar, sejelek-jeleknya wanita di muka bumi ini, pasti saja kita dengar berita bahwa ia sudah menikah dan ada yang meminangnya.
“Saya kan mau kepala empat, ngapain
pakai cadar, sudah terlambat”
Ini bukan alasan untuk terlambat,
tidak ada kata terlambat dalam kebaikan, kami jadi teringat pepatah arab kuno,
لكل
ساقطة لاقطة
“Setiap barang yang terjatuh pasti
ada saja yang memungutnya”
Walaupun sudah kepala empat yang
namanya wanita pasti ada saja yang masih berhasrat. Apalagi dengan kemajuan
pengetahuan dan teknologi zaman sekarang, seorang ibu-ibu dan tante-tante bisa
disulap dan dipermak menjadi gadis pingitan.
Jangan mau masuk surga cuma
emperannya saja atau tengah-tengahnya
Jika dalam ujian kelulusan engkau
ingin mendapatkan nilai 10 sempurna, maka mengapa untuk akhirat kampung kekal
abadi hanya ingin mendapatkan nilai 7 atau 8. Cadar adalah puncak kesempurnaan
wanita. Sebagaimana engkau berlomba-lomba mencari dunia karena keimanan engkau
akan kejadian beberapa hari lagi saat pengumuman nilai. Maka berlomba-lomba
jugalah karena keimanan engkau akan kejadian yang sudah pasti.Allah Ta’ala
berfirman,
فَاسْتَبِقُواْ
الْخَيْرَاتِ
“Maka berlomba-lombalah (dalam
membuat) kebaikan.” [Al-Baqarah: 148]
IV.Yang perlu diperhatikan jika
sudah bercadar
Jangan merasa lebih mulia hanya
dengan memakai cadar
Karena cadar bukanlah patokan
keshalihahan seorang wanita. Apalagi ia adalah amalan dzahir, sedangkan amalan
dzahir sangat dipengaruhi oleh niat apa yang terpatri dalam hatinya. Ada yang
memakai cadar hanya karena ingin menjadi perhatian dan bahan pembicaraan. Ada
yang hanya ingin ikut-ikutan artis dan ada yang ingin ikut meramaikan mode yang
sedang nge-trend. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نَّمَا
الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Sesungguhnya setiap amalan hanyalah
tergantung dengan niat-niatnya dan setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang
dia niatkan.” [HR. Bukhari no. 1, 54, 2529, 3898,
5070, 6689 dan 6953, Muslim no. 3530]
Jangan meremehkan wanita yang belum
bercadar
Apalagi jika menyakini cadar
hukumnya sunnah. Maka amalan yang wajib tentu lebih utama dari amalan sunnah. Bisa
jadi orang lain sholat lima waktunya lebih baik dan lebih ikhlas daripada
engkau. Bisa jadi orang lain lebih berbakti kepada orang tuanya. Bisa jadi ia
lebih berkhidmat kepada suaminya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
إِنَّ
اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا
تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ
ُ
“Sesungguhnya Allah berfirman: ‘Barangsiapa
yang memusuhi waliKu, maka Aku telah mengobarkan peperangan dengannya. Dan
tidaklah ada seorang hambaKu yang mendekatkan dirinya kepada-Ku, dengan sesuatu
yang lebih Aku cintai daripada amalan yang Aku wajibkan kepadanya…’ [HR.
Bukhari no: 6502]
Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah
menjelaskan hadits ini,
فكانت
الفرائض أكمل فلهذا كانت أحب إلى الله تعالى وأشد تقريبا
“Amalan-amalan yang wajib lebih
sempurna, oleh karena itu lebih dicintai oleh Allah dan lebih mendekatkan diri/
taqarrub” [Fahtul Baariy 11/343, Darul Ma’rifah, Beirut, Asy-Syamilah]
Termasuk dalam hal ini contohnya adalah
jika sedang kajian, maka para wanita berkumpul dan membentuk kelompok sendiri
di pojok masjid. Tidak berbaur dengan wanita lainnya yang tidak bercadar
sehingga terkesan sebagai kelompok yang eksklusif atau bahkan tidak mau sekedar
menyapa mereka.
Lebih ramah terhadap orang lain
khususnya sesama wanita
Jangan kita gengsi untuk sekedar
menyapa duluan. Memberi salam duluan dihiasai dengan wajah yang ceria. Karena
di jalan-jalan terkadang kalian wanita yang bercadar tidak dikenal. Jika
berjumpa dengan sahabat wanitanya, maka menyapalah duluan dengan wajah yang
ceria dan akhlak yang baik. Jika tidak ada laki-laki disekitar maka, bukalah
cadar, salaman dan tempel pipi kiri-kanan sebagaimana ajaran dalam Islam.
Akhlak engkau sangat berperan dalam dakwah yang mulia ini.
Jangan sekedar chasing dan pandai
menjaga diri dari laki-laki
Begitu tubuh sudah berbalut jubah
besar dengan cadarnya. Maka janganlah prilakunya lebih parah dari wanita dengan
jilbab saringan tahu. Genit, sering keluar malam, suka bercanda setengah mesra
dengan laki-laki. Atau matanya berlindung dibalik cadar dengan melihat hal-hal
yang kurang baik, mengintai laki-laki dan seterusnya.
Atau wajahnya berhijab syar’i akan
tetapi hatinya tidak dihijab di balik SMS, e-mail dan inbox facebook. Begitu gampanganya
berhubungan bebas dengan laki-laki. Senang digoda genit, senang di tanya-tanya
macam-macam dan senang dimanja-manja oleh pujian. Itupun tidak cukup dengan
satu laki-laki akan tetapi HP dipenuhi dengan nomor laki-laki asing, inbox
email dipenuhi dengan surat dari laki-laki ajnabiy, dan akun facebook dipenuhi
dengan list friend laki-laki genit non-mahram.
Dan perlu kalian ketahui bahwa
laki-laki yang sudah mengerti agama juga bisa terfitnah walaupun kalian lewat
lengkap dengan cadar dan pakaian besar menutup tubuh. Silahkan tanya bagaimana
sekelompok laki-laki yang mengerti agama, kemudian lewat seorang wanita
bercadar di depan mereka. Maka mereka akan salah tingkah atau minimal terjadi
perubahan gerak atau sikap hati dari mereka. Dan tentunya jantung wanita
tersebut juga ikut berdegup kencang. Dan bisa dibayangkan seandainya mereka
berdua satu-persatu berpapasan di suatu jalan.
Penutup
Harapan kami agar sunnah ini tidak punah dan terasing. Kami ingin melihat kita umat Islam kembali ke ajaran Islam yang benar. Kami ingin melihat pemandangan sekumpluan gagak-gagak hitam sebagaimana yang diceritakan oleh Ummu Salamah radhiallahu ‘anha, beliau berkata,
Harapan kami agar sunnah ini tidak punah dan terasing. Kami ingin melihat kita umat Islam kembali ke ajaran Islam yang benar. Kami ingin melihat pemandangan sekumpluan gagak-gagak hitam sebagaimana yang diceritakan oleh Ummu Salamah radhiallahu ‘anha, beliau berkata,
لما
نزلت: يدنين عليهن من جلابيبهن خرج نساء الأنصار كأن علي رؤوسهن الغربان من
الأكسية
Ketika turun firman Allah (yang
artinya), “Hendaknya mereka (wanita-wanita beriman) mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka.” [Al-Ahzab :59] wanita-wanita Anshar keluar
seolah-olah pada kepala mereka terdapat burung-burung gagak karena warna (warna
hitam-red) kain-kain (mereka). [HR Abu Daud no 4101; dishahihkan oleh Syaikh al
Albani]
Karena kami yakin bahwa jika kita
ingin berjaya seperti umat Islam dahulu, maka kita harus berjaya dengan apa
yang membuat berjaya umat sebelum kita. Yaitu berpegang teguh dengan Al-Quran
dan Sunnah dengan pemahaman salafus shalih.
Imaam Malik rahimahullah berkata,
قال
الإمام مالك رحمه الله تعالى : لن يصلح آخر هذه الأمة إلا بما صلح به أولها؛ فما
لم يكن يومئذ ديناً لا يكون اليوم دينا
“Akhir ummat ini tidak akan baik
kecuali dengan apa-apa yang membuat baik generasi pendahulunya. Maka apa-apa
yang pada hari itu [di zaman Rasulullah dan para sahabatnya] bukan merupakan
dien (ajaran Islam), maka pada suatu hari kapanpun tidak bisa menjadi dien
(ajaran Islam).” [Syarof Ashaabil Hadiits, Al Khathib Al Baghdadiy, dikutip
dari At-Tashil]
Segeralah pastikan jilbab besar
lengkap dengan cadarnya ada di lemari pakaian engkau dan bagi yang sudah
memakainya berilah hadiah kepada saudarimu. Beri hadiah ia berupa jilbab dan
cadarnya. Siapa tahu suatu saat ia melihatnya dan ada dilemari pakaiannya, ia
berkeinginan untuk memakainya. Karena dengan saling memberi hadiah kalian akan
saling mencintai.
Demikianlah yang dapat kami
jabarkan, semoga bermanfaat.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar