Allah Subhanahu Wa Ta’ala
berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu pada tingkatan yang
paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang
penolongpun bagi mereka. Kecuali orang-orang yang bertaubat dan mengadakan
perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan)
agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang
beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala
yang besar.”(QS. An-Nisa’ [4]: 145-146).
Munafik menurut istilah adalah
menampakkan keislaman dan kebaikan, tetapi menyembunyikan kekufuran dan
kejahatan, yang demikian itu karena dia berada di dalam syariat Islam dari satu
sisi, dan keluar dari Islam dari sisi yang lain.
Hendaklah kita waspada dari
sifat-sifat munafik, jangan sampai sifat-sifat ini menghinggapi diri kita dan
hendaklah kita waspada dari tipu daya orang munafik, karena mereka hidup
bersama kaum muslimin akan tetapi mereka benci dan memusuhi Islam dan umat
Islam.
Berikut ini adalah ciri-ciri jahat
orang-orang munafik dalam al-Qur’an dan as-Sunnah:
(1) Mereka menghalangi tegaknya
Islam, membendung tauhid, sunnah dan akidah yang benar. Dalilnya adalah firman
Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
Artinya:
“Dan apabila dikatakan kepada
mereka, ‘Marilah (patuh) kepada apa yang telah diturunkan Allah dan (patuh)
kepada Rasul’, (niscaya) engkau (Muhammad) melihat orang munafik menghalangi
dengan keras darimu.”(QS. An-Nisa’ [4]: 61).
(2) Menghina orang Islam yang
mengamalkan Sunnah. Dalilnya terdapat dalam al-Qur’an Surat at-Taubah ayat 79.
Artinya:
(Orang-orang munafik itu) yaitu orang-orang yang
mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela)
orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar
kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan
membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih. (QS. at-Taubah ayat 79).
(3) Orang munafik membenci sahabat Radhiallahu
‘anhum. Berdasarkan hadits Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam,
dari Anas Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda:
“Tanda orang munafik adalah membenci
sahabat Anshar dan tanda orang muslim adalah mencintai sahabat Anshar.”(Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim 1/60).
(4) Orang munafik malas shalat
berjama’ah di Masjid. Abdullah bin Mas’ud berkata:
“Dan sungguh aku menyaksikan kita
semua, dan tidaklah yang enggan menjalankan shalat berjama’ah melainkan dia
benar-benar orang munafik.”(HR Muslim
2/124).
Sesungguhnya orang-orang munafik itu
menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri
untuk salat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat)
di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.
(QS. An Nisa’, 142)
Dari Abdullah bin Amr radhiallahu
anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ
“Empat hal bila ada pada seseorang
maka dia adalah seorang munafiq tulen, dan barangsiapa yang terdapat pada
dirinya satu sifat dari empat hal tersebut maka pada dirinya terdapat sifat
nifaq hingga dia meninggalkannya. Yaitu, jika diberi amanat dia khianat, jika
berbicara dia dusta, jika berjanji dia mengingkari, dan jika berseteru dia
berbuat kefajiran”. (HR. Al-Bukhari no. 89 dan Muslim
no. 58)
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
“Sesungguhnya shalat yang paling
berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat isya dan shalat
subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan
mendatanginya sekalipun dengan merangkak.” (HR.
Al-Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651)
(5) Bila bicara berdusta, bila
berjanji menyelisihi, bila diberi amanat dia berkhianat dan bila berdebat dia
curang. Dari Abdullah bin Umar, Nabi Shallahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda:
“Ada empat perkara, barang siapa
yang pada dirinya ada empat perkara ini, maka dia adalah munafik murni sampai
dia meninggalkannya: apabila dia berbicara berdusta, apabila berjanji
menyelisihi, apabila dipercaya khianat, dan apabila berdebat maka dia curang.”(HR Bukhari 9/128).
Macam - Macam Kemunafikan
Berkata Syaikh Shalih bin Fauzan:
“Nifaq ada dua macam;
Pertama an-nifaq i’tiqadi (kemunafikan yang berhubungan
dengan keyakinan), ini adalah kemunafikan yang besar, karena pelakunya
menampakkan Islam, sedangkan hatinya benci dan mengingkarinya. Orang ini telah
keluar dari Islam secara keseluruhan. Tempat tinggalnya di neraka yang paling
bawah….
Kedua an-nifaqul amali (kemunafikan yang berhubungan
dengan amal), yaitu mengamalkan sebagian dari sifat munafik, akan tetapi
hatinya tetap beriman, mereka ini tidak dinamakan keluar dari Islam, akan
tetapi amalan mereka ini merupakan jalan menuju kekufuran. Orang ini ada unsur
keimanan dan kemunafikan. Ketika sifat nifaqnya lebih besar maka mereka menjadi
munafik murni.”(Aqidatut Tauhid 1/88).
Ciri-ciri
Orang Munafik
1. Di antara ciri-ciri orang munafik
adalah mengaku beriman, padahal tidak. Gemar berdusta. Mereka memusuhi ummat
Islam dengan keji. Baik dengan lisan mereka, mau pun dengan tangannya. Tak
jarang membunuh sesama Muslim. Agar bisa membunuh sesama Muslim, tak jarang
mereka bersekutu dengan kaum kafir harbi Yahudi dan Nasrani
Artinya: Di antara manusia ada yang
mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian,” pada hal mereka itu
sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
Dan bila dikatakan kepada mereka:”Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.”
Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. Apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman.” Mereka menjawab: “Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?” Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu. Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: “Kami telah beriman”. Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok.” Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka”[Al Baqarah [8-15]
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
Dan bila dikatakan kepada mereka:”Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.”
Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. Apabila dikatakan kepada mereka: “Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman.” Mereka menjawab: “Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?” Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu. Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: “Kami telah beriman”. Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok.” Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka”[Al Baqarah [8-15]
Nabi Muhammad Shalallohu ‘alahi
wasalam bersabda:
“Tanda-tanda orang munafik ada tiga,
yaitu bila berbicara dusta, bila berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati
dia berkhianat. “(HR. Muslim)
2. Dekat dengan kaum Yahudi dan
Nasrani yang saat ini tengah memusuhi Islam
Artinya: “Maka kamu akan melihat
orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera
mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut akan
mendapat bencana.” Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada
Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka
menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.” [Al
Maa-idah 52]
3.Gemar memfitnah orang-orang Islam
sebagai Musyrik:
“Sesungguhnya yang paling aku
khawatirkan atas kamu adalah seseorang yang telah membaca (menghafal)
al-Qur’ân, sehingga ketika telah tampak kebagusannya terhadap al-Qur’ân dan dia
menjadi pembela Islam, dia terlepas dari al-Qur’ân, membuangnya di belakang
punggungnya, dan menyerang tetangganya dengan pedang dan menuduhnya musyrik”.
Aku (Hudzaifah) bertanya, “Wahai nabi Allâh, siapakah yang lebih pantas disebut
musyrik, penuduh atau yang dituduh?”. Beliau menjawab, “Penuduhnya”. (HR.
Bukhâri dalam at-Târîkh, Abu Ya’la, Ibnu Hibbân dan al-Bazzâr. Disahihkan oleh
Albani dalam ash-Shahîhah, no. 3201).
Rasulullah Shalallohu ‘alahi wasalam
bersabda: Sesungguhnya diantara ummatku ada orang-orang yang membaca
Alquran tapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka membunuh orang Islam
dan membiarkan penyembah berhala. Mereka keluar dari Islam secepat anak
panah melesat dari busurnya. Sungguh, jika aku mendapati mereka, pasti aku akan
bunuh mereka seperti terbunuhnya kaum Aad. (Shahih Muslim No.1762)
Hadis riwayat Ali radiallohu
‘anhu, ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah Shalallohu ‘alahi wasalam. bersabda: Di akhir zaman akan muncul kaum yang muda usia dan lemah akal. Mereka berbicara dengan pembicaraan yang seolah-olah berasal dari manusia yang terbaik. Mereka membaca Alquran, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama, secepat anak panah meluncur dari busur. Apabila kalian bertemu dengan mereka, maka bunuhlah mereka, karena membunuh mereka berpahala di sisi Allah pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.1771)
سيخرج في آخر الزمان قوم أحدث الأسنان سفهاء الأحلام
“Akan keluar di akhir zaman suatu
kaum yang usia mereka masih muda, dan bodoh, mereka mengatakan sebaik‑baiknya
perkataan manusia, membaca Al Qur’an tidak sampai kecuali pada kerongkongan
mereka. Mereka keluar dari din (agama Islam) sebagaimana anak panah keluar dan
busurnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
يخرج قوم من أمتي يقرئون القرآن يحسبون لهم وهو عليهم
لاتجاوز صلاتهم تراقيهم
“Suatu kaum dari umatku akan keluar
membaca Al Qur’an, mereka mengira bacaan Al-Qur’an itu menolong dirinya padahal
justru membahayakan dirinya. Shalat mereka tidak sampai kecuali pada
kerongkongan mereka.” (HR. Muslim)
يحسنون القيل ويسيئون الفعل يدعون إلى كتاب الله وليسوا
منه في شيء
“Mereka baik dalam berkata tapi
jelek dalam berbuat, mengajak untuk mengamalkan kitab Allah padahal mereka
tidak menjalankannya sedikitpun.” (HR. Al-Hakim)
Berbagai ayat Al Qur’an dan Hadits
mereka pakai, namun kesimpulan lain yang mereka dapat dan amalkan. Berbagai
larangan Allah dalam Al Qur’an seperti Su’u Zhon (Buruk Sangka), Mengolok-olok
sesama, Mengkafirkan sesama Muslim, dan membunuh sesama Muslim. Berbagai
caci-maki terhadap sesama Muslim seperti Ahlul Bid’ah, Sesat, Kafir dan
sebagainya terlontar dari mulut mereka.
Kaum Khawarij ini merasa paling
benar. Bahkan Khawarij pertama merasa lebih benar dari Nabi sehingga menuduh
Nabi tidak adil. Khawarij masa kini menuduh Jumhur Ulama yang merupakan Pewaris
Nabi sebagai tidak adil. Contohnya ada Khawarij bilang sejumlah ulama besar
adalah sesat atau pembela aliran sesat:
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri radiallohu
‘anhu , ia berkata:
Ali radiallohu ‘anhu. yang sedang berada di Yaman, mengirimkan emas yang masih dalam bijinya kepada Rasulullah Shalallohu ‘alahi wasalam., kemudian Rasulullah Shalallohu ‘alahi wasalam. membagikannya kepada beberapa orang, Aqra` bin Habis Al-Hanzhali, Uyainah bin Badr Al-Fazari, Alqamah bin Ulatsah Al-Amiri, seorang dari Bani Kilab, Zaidul Khair At-Thaiy, seorang dari Bani Nabhan. Orang-orang Quraisy marah dan berkata: Apakah baginda memberi para pemimpin Najed, dan tidak memberikan kepada kami? Rasulullah Shalallohu ‘alahi wasalam. bersabda: Aku melakukan itu adalah untuk mengikat hati mereka. Kemudian datang seorang lelaki yang berjenggot lebat, kedua tulang pipinya menonjol, kedua matanya cekung, jidatnya jenong dan kepalanya botak. Ia berkata: Takutlah kepada Allah, ya Muhammad! Rasulullah Shalallohu ‘alahi wasalam. bersabda: Siapa lagi yang taat kepada Allah jika aku mendurhakai-Nya? Apakah Dia mempercayai aku atas penduduk bumi, sedangkan kamu tidak mempercayai aku? Lalu laki-laki itu pergi. Seseorang di antara para sahabat minta izin untuk membunuh laki-laki itu (diriwayatkan bahwa orang yang ingin membunuh itu adalah Khalid bin Walid), tetapi Rasulullah Shalallohu ‘alahi wasalam. bersabda: Sesungguhnya diantara bangsaku ada orang-orang yang membaca Alquran tapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan penyembah berhala. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat dari busurnya. Sungguh, jika aku mendapati mereka, pasti aku akan bunuh mereka seperti terbunuhnya kaum Aad. (Shahih Muslim No.1762)
4.Gemar Mencaci dan Membunuh
Orang-orang Islam
Rasulullah Shalallohu ‘alahi wasalam
bersabda, “Seorang muslim itu bersaudara terhadap muslim lainnya, ia tidak
boleh menganiaya dan menghinanya. Seseorang cukup dianggap berlaku jahat karena
ia menghina saudaranya sesama muslim.”(HR.Muslim)
Termasuk perbuatan mencaci muslim di
antaranya adalah menyakiti, mencela, mengadu domba serta senang menyebarkan
gosip yang tidak benar, mencemarkan nama baik sehingga bisa merusak keluhuran
martabat saudaranya, dan membuka rahasia pribadi yang tidak patut diketahui
orang lain.
Allah Subhanahu wa ta’alaa
berfirman, “Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin laki-laki atau
perempuan tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah
memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (QS. Al-Ahzab:58)
“Mencela sesama muslim adalah
kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran” (Bukhari no.46,48, muslim
no. .64,97, Tirmidzi no.1906,2558, Nasa’I no.4036, 4037, Ibnu Majah no.68,
Ahmad no.3465,3708)
5.Gemar Mengkafirkan Orang Islam
Artinya: “Hai orang-orang yang
beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah dan
janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan “salam” kepadamu: “Kamu
bukan seorang mukmin” (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta
benda kehidupan di dunia, karena di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu
jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah menganugerahkan nikmat-Nya atas kamu,
maka telitilah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [An
Nisaa' 94]
Rasulullah shalallohu ‘alahi
wasallam bersabda: Tiga perkara berasal dari iman: (1) Tidak mengkafirkan orang
yang mengucapkan “Laailaaha illallah” karena suatu dosa yang dilakukannya atau
mengeluarkannya dari Islam karena sesuatu perbuatan; (2) Jihad akan terus
berlangsung semenjak Allah mengutusku sampai pada saat yang terakhir dari umat
ini memerangi Dajjal tidak dapat dirubah oleh kezaliman seorang zalim atau
keadilan seorang yang adil; (3) Beriman kepada takdir-takdir. (HR. Abu
Dawud)
Rasulullah shalallohu ‘alahi
wasallam bersabda: Jangan mengkafirkan orang yang shalat karena perbuatan
dosanya meskipun (pada kenyataannya) mereka melakukan dosa
besar. Shalatlah di belakang tiap imam dan berjihadlah bersama Amirul
Mukminin. (HR. Ath-Thabrani)
Rsulullah shalallohu ‘alahi wasallam
bersabda::
من صلّى صلاتنا واستقبل قبلتنا وأكل ذبيحتنا فذلك المسلم
Barang siapa yang sholat sebagaimana
kami sholat, menghadap ke kiblat kami dan memakan sembelihan kami maka ia
muslim.”
(Hadits ini diriwayatkan oleh
Al-Bukhori no. 391. Ibnu Hajar dalam syarahnya mengatakan: “Di dalam hadis ini
menunjukkan bahwa masalah manusia itu dianggap yang nampak padanya. Maka
barangsiapa yang menampakkan syi’ar-syi’ar agama diberlakukan padanya
hukum-hukum yang berlaku pada pemeluk agama tersebut selama ia tidak
menampakkan sesuatu yang bertentangan dengan hal tersebut.” (Fathul Bari I/497)
6.Suka Berburuk Sangka dan
Menghina/Merendahkan Sesama Muslim
Artinya: “Hai orang-orang yang
beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain,
boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula
sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan
itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil
dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka
mereka itulah orang-orang yang zalim.
Hai orang-orang yang beriman,
jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari
purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang.” [Al Hujuraat 11-12]
6.Ashobiyyah
Ka’ab bin ‘Iyadh Ra bertanya, “Ya
Rasulullah, apabila seorang mencintai kaumnya, apakah itu tergolong fanatisme?”
Nabi Shalallohu ‘alahi wasalam menjawab, “Tidak, fanatisme (Ashabiyah) ialah
bila seorang mendukung (membantu) kaumnya atas suatu kezaliman.” (HR. Ahmad)
Bukan termasuk umatku siapa saja
yang menyeru orang pada ‘ashabiyah (HR Abu Dawud).
“Yaitu orang-orang yang
memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap
golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.” [Ar Ruum:32]
“Sesungguhnya orang-orang yang
memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun
tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah
kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah
mereka perbuat.” [Al An’aam:159]
Wallaohu ‘alam bishshawwab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar