Sabtu, 07 September 2013

Lagu-Laguan Adalah Suara Setan



Di antara masalah yang (merupakan bencana yang merata) adalah bencana musik dan lagu-laguan. Allah ta’ala berfirman:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ

“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan lahwal hadits (Hal-hal dan perkataan yang tak berguna) untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah.” (QS. Luqman : 6)

Memang kenyataannya demikian, musik dan lagu-laguan yang notabene merupakan lahwal hadits telah menghambat manusia dari memahami Al-Qur’an bahkan dari membacanya. Telinga yang semestinya penuh dengan ayat-ayat Al-Qur’an sekarang telah tersumbat dengan lagu-laguan, mulut yang semestinya basah dengan bacaan Al-Qur’an sekarang basah dengan lagu-laguan.
Allah ta’ala  berfirman:

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لا تَسْمَعُوا لِهَذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ

“Dan orang-orang kafir berkata, “Janganlah kamu mendengarkan akan Al-Qur’an ini dengan sungguh-sungguh dan (buat) hiruk pikuklah terhadapnya supaya kamu bisa mengalahkan (mereka) (QS. Fushshilat: 26)

Maha benar Allah, mereka telah membikin hiruk pikuk dengan siaran TV, Radio, Kaset, dll, yang kebanyakan melalaikan dari Al Qur’an.
Allah ta’ala berfirman:

أَفَمِنْ هَذَا الْحَدِيثِ تَعْجَبُونَ (٥٩) وَتَضْحَكُونَ وَلا تَبْكُونَ (٦٠) وَأَنْتُمْ سَامِدُونَ (٦١)

Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini ? Dan kamu mentertawakan dan tidak menangis. Sedang kamu melengahkan (nya)”.  (QS. An Najm 59-61)

Saamidun berasal dari kata  AS-Samadu, Ibnu ‘Abbas berkata As-Samadu dalam bahasa Himyar adalah  Al-Ghinaa (lagu-laguan).

Jadi arti Saamidun: kalian bernyanyi. Dalam ayat itu Allah mengingkari perbuatan orang kafir
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَيَكُوْ نَنَّ فِىْ أُمَّتِىْ اَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّوْنَ  الْحِرَّ وَ الْحَرِيْرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ  (رواه البخارى)

“Sungguh akan ada pada umatku kaum-kaum  yang menganggap halal (menghalalkan)  zina, memakai sutra (laki-laki maksudnya), khomr (minuman keras) dan alat musik”. (HR. Bukhari)

Kabar rasul ini telah terjadi, seperti yang kita alami.
Allah ta’ala telah memberi tanda ‘Ibaadurrahman (hamba-hamba Allah Yang Maha Penyayang)  Dalam firmanya:

وَالَّذِينَ لا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا (٧٢)

“Dan (mereka itu) orang-orang yang tidak menyaksikan Azzur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaidah mereka berlalu saja dengan menjaga kehormatan”. (QS. Al-Furqan: 72)

Muhammad Ibnu Al Hanafiyyah rahimahullah berkata Azzur : adalah (lagu-laguan) dalam ayat ini.
Ibnu Masud radliyallahu ‘anhu berkata : Al-Ghinaa itu menumbuhkan kenifaqan di dalam hati sebagai mana air mensuburkan tanaman.

Yazid Ibnu Alwalid berkata: Hati-hatilah kalian terhadap musik karena hal itu mengurangi sifat malu, menambah nafsu birahi (syahwat), menghancurkan muru‘ah (harga  diri dan sifat-sifat mulia). Dia itu pendamping khamr, dan bereaksi seperti reaksinya sesuatu yang memabukan.
Dan dikatakan: bahwa Al-Ghinaa itu pembimbing segala kema’shiyatan.
Imam keempat madzab rahimahumullah mengatakan pelarangan Al-Ghinaa :
  • Imam Abu Hanifah berkata; “Bersengaja mendengarkan  (musik dan lagu-laguan) adalah kefasikan.
  • Imam Malik berkata ketika ditanya tentang Al-Ghinaa itu hanya dilakukan oleh orang-orang fasiq.
  • Imam  Asy Syafiy berkata , Al-Ghinaa “Adalah  لـهو(permainan) yang dibenci sekali, dan persis (sama) dengan kebathilan. Dan barang siapa yang banyak melakukannya maka dia itu سفيه  (orang lemah akalnya) yang ditolak kesaksiannya.
  • Imam Ahmad Ibnu Hambal  berkata, Al-Ghinaa itu menumbuhkan kemunafikan di dalam hati, saya tidak tertarik sama sekali.
Allah  Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ

 “Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi diantara mereka dengan suara kamu”. (Al Isra: 64)
Imam Mujahid berkata: Suara syaitan adalah Al-Ghinaa
Diujung tulisan ini saya tuturkan perkataan Syaikh Azzahrany:

حُبُّ الْكِتَابِ وَحُبُّ ألْحَانِ الْغِنَا فىِ قَلْبِ عَبْدٍ لَيْسَ يَجْتَمِعَانِ

Cinta Al-Kitab (Al-Qur’an) dan cinta lantunan musik
Di hati seorang hamba tidak mungkin keduanya berkumpul.
(Diambil dari kitab Wiqayatul Insan dan yang lainnya)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar