KHUTBAH PERTAMA :
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ:
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ الله وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه و سلم وَشَرَّ الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ. اللهم صَل عَلَى مُحَمدٍ، وَعَلَى أله وَصَحْبِهِ وَسَلمْ.
Hadirin Sidang Jum’at yang Terhormat
Pada kesempatan
kali ini khatib akan membahas kepribadian Khalifah Umar radiyallahu 'anhu,
peran, dan jasanya dalam penyebaran Islam dengan harapan kita bisa mengambil
teladan darinya.
وَمَن يُطِعِ اللهَ وَالرَّسُولَ فَأُوْلاَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُوْلاَئِكَ رَفِيقًا
"Dan
barangsiapa yang menaati Allah dan RasulNya, mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi, para
shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Dan mereka
itulah teman yang sebaik-baiknya." (An-Nisa`: 69).
Nasab Umar dan Kepribadiannya
Nasab Umar dan Kepribadiannya
Beliau adalah
Umar bin al-Khaththab bin Nufail bin Adi bin Abdul Uzza bin Riyah bin Abdullah
bin Qurth bin Razah bin Adi bin Ka'ab bin Lu'ai, Abu Hafs al-'Adawi. Julukan
beliau adalah al- Faruq. Ada yang menyebutkan bahwa gelar itu berasal dari Ahli
Kitab. Adapun ibunya bernama Hantamah binti Hisyam bin al-Mughirah, kakak dari
Abu Jahal bin Hisyam.
Beliau adalah
orang yang sangat tawadhu' kepada Allah Subhanahu Wata'ala. Kehidupan dan
makanannya sangat sederhana. Beliau terkenal sa-ngat tegas dalam urusan agama
Allah Subhanahu Wata'ala, selalu menambal bajunya dengan kulit, membawa ember
di atas kedua pundaknya. Dengan wibawanya yang sangat besar, selalu mengendarai
keledai tanpa pelana, jarang tertawa dan tidak pernah bergurau dengan siapa
pun. Cincinnya bertuliskan sebuah kata-kata "Cukuplah kematian menjadi
peringatan bagimu wahai Umar."
Umar pernah
berkata, "Tidak halal bagiku harta yang diberi-kan Allah Subhanahu
Wata'ala kecuali dua pakaian. Satu untuk dikenakan di musim dingin dan satu
lagi digunakan untuk musim panas. Adapun makanan untuk keluargaku sama saja
dengan makanan orang-orang Quraisy pada umumnya, bukan standar yang paling kaya
di antara mereka. Aku sendiri hanyalah salah seorang dari kaum Muslimin."
Mu'awiyah bin
Abi Sufyan berkata, "Adapun Abu Bakar, maka ia tidak menginginkan dunia
sedikit pun, dan dunia juga tidak ingin datang menghampirinya, maksudnya dia
tidak memiliki banyak kesempatan untuk menjadi orang yang kaya raya
–sebagaimana dalam hadits at-Tirmidzi dan Abu Dawud yang menyatakan bahwa Abu
Bakar sempat mengalami masa miskin yang cukup lama. Sedangkan Umar, maka dunia
datang menghampirinya-, namun dia tidak menginginkannya. Adapun kita, maka kita
bergelimang dalam kenikmatan dunia."
Pernah Umar
dicela dan dikatakan kepadanya, "Alangkah baik jika engkau memakan makanan
yang bergizi, tentu akan membantu dirimu supaya lebih kuat membela
kebenaran." Maka Umar berkata, "Sesungguhnya aku telah meninggalkan
kedua sahabatku (yakni Rasulullah dan Abu Bakar) dalam keadaan tegar (tidak
terpengaruh dengan dunia) maka jika aku tidak mengikuti ketegaran mereka, aku
takut tidak akan dapat mengejar kedudukan mereka."
Umar masuk Islam
ketika berusia dua puluh tujuh tahun, beliau mengikuti perang Badar dan seluruh
peperangan yang terjadi setelahnya bersama Rasulullah Sallallahu 'Alahi
Wasallam. Beliau juga pernah diutus untuk berangkat bersama sebagian tentara
untuk memata-matai dan mencari informasi tentang musuh, terkadang menjadi
pemimpin dalam tugas ini.
Hadirin Sidang Jum'at yang Berbahagia
Apakah Makna Masuknya Umar Kepada Islam?
Hadirin Sidang Jum'at yang Berbahagia
Apakah Makna Masuknya Umar Kepada Islam?
Maknanya adalah
bertambahnya Kekuatan Kaum Muslimin Dengan Keislaman Umar.
Dari Abdullah
bin Mas'ud radiyallahu 'anhu, dia berkata :
مَا زِلْنَا أَعِزَّةً مُنْذُ أَسْلَمَ عُمَرُ.
"Kami
senantiasa (menjadi) kuat sejak Umar masuk Islam." (HR. al-Bukhari).
Rasulullah
Sallallahu 'Alahi Wasallam bersabda :
إِنَّهُ قَدْ كَانَ فِيْمَا مَضَى قَبْلَكُمْ مِنَ الْأُمَمِ مُحَدَّثُوْنَ وَإِنَّهُ إِنْ كَانَ فِي أُمَّتِيْ هذه مِنْهُمْ فَإِنَّهُ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ.
"Sungguh
di antara orang-orang sebelum kalian terdapat sejumlah manusia yang mendapat
ilham. Apabila salah seorang umatku mendapatkannya, maka Umarlah orang
tersebut." (HR.
al-Bukhari).
Kaum Muslimin yang Dimuliakan Allah
Kezuhudan Umar
Kaum Muslimin yang Dimuliakan Allah
Kezuhudan Umar
Disebutkan
bahwasanya Umar radiyallahu 'anhu pernah membawa tempat air di atas pundaknya.
Sebagian orang mengkritiknya, namun beliau berkata, "Aku terlalu kagum
terhadap diriku sendiri. Oleh karena itu, aku ingin menghinakannya."
Pernah beliau melaksanakan Shalat Isya' bersama kaum Muslimin, setelah itu
beliau segera masuk ke rumah dan masih terus mengerjakan shalat hingga fajar
tiba."
Pada waktu
tahun paceklik dan kelaparan, beliau tidak pernah makan kecuali roti dan minyak
hingga kulit beliau berubah menjadi hitam, beliau berkata, "Akulah
sejelek-jelek penguasa apabila aku kenyang sementara rakyatku kelaparan."
Pada wajah
beliau terdapat dua garis hitam disebabkan banyak menangis. Terkadang beliau
mendengar ayat Allah dan jatuh pingsan karena perasaan takut, hingga terpaksa
dibopong ke rumah dalam keadaan pingsan. Kemudian kaum Muslimin menjenguk
beliau beberapa hari, padahal beliau tidak memiliki penyakit yang membuat
beliau pingsan kecuali perasaan takutnya.
Perhatian Umar terhadap Rakyat
Perhatian Umar terhadap Rakyat
Pada tahun 18
H. daerah Hijaz (Makkah dan Madinah serta daerah sekitarnya) benar-benar kering
kerontang. Para penduduk kampung banyak yang mengungsi ke Madinah dan mereka
tidak lagi memiliki sedikit pun bahan makanan, mereka segera melaporkan nasib
mereka kepada Amirul Mukminin Umar.
Umar segera
membagi-bagikan makanan dan uang dari baitul mal hingga gudang makanan dan
baitul mal kosong total. Beliau memaksakan dirinya untuk tidak makan lemak susu
maupun makanan yang dapat menggemukkan hingga musim paceklik ini berlalu. Jika
pada waktu sebelumnya selalu dihidangkan roti dan lemak susu, maka pada waktu
ini beliau hanya makan minyak dan cuka, beliau hanya mengisapisap minyak, dan
tidak pernah kenyang dengan makanan tersebut. Hingga warna kulit Umar berubah menjadi
hitam dan tubuhnya berubah kurus hingga dikhawatirkan kelak akan jatuh sakit
dan lemah. Keadaan paceklik ini berlangsung selama 9 bulan. Setelah itu keadaan
berubah kembali menjadi normal sebagaimana biasanya. Akhirnya masing-masing
para pengungsi yang kelaparan dari tiap-tiap perkampungan kembali ke
rumah-rumahnya di desa.
Asy-Syafi'i
berkata, "Aku mendengar bahwa seorang Arab pernah berkata kepada Umar
ketika orang-orang desa berangkat dari Madinah, 'Musim paceklik telah berlalu,
ternyata engkau benar-benar anak seorang yang merdeka (dari hawa nafsu), engkau
telah berbuat kebajikan kepada manusia dan menolong mereka'."
Telah
diriwayatkan kepada kami bahwa Umar pernah mengontrol rakyatnya di Madinah pada
suatu malam di tahun paceklik. Umar tidak mendapati satu orang pun ada yang
tertawa, ataupun berbincang-bincang di rumah sebagaimana biasanya. Umar tidak
pula mendapati ada yang meminta-minta, maka ia bertanya apa sebabnya, maka ada
yang berkata kepadanya, "Mereka pernah meminta tetapi tidak ada yang dapat
diberikan, akhirnya mereka tidak lagi meminta, sementara mereka benar-benar
dalam keadaan yang menyedihkan dan sangat memprihatinkan, oleh karena itu
mereka tidak lagi bisa berkata-kata ataupun tertawa."
Akhirnya Umar
mengirim surat kepada Abu Musa di Bashrah yang isinya, "Bantulah umat
Muhammad! Mereka hampir binasa." Setelah itu ia juga mengirim surat yang
sama kepada Amr bin al-Ash di Mesir. Kedua gubernur ini mengirimkan bantuan
dalam jumlah besar ke Madinah yang terdiri dari makanan dan bahan makanan pokok
berupa gandum. Bantuan Amr dibawa melalui laut hingga sampai ke Jeddah kemudian
dari sana baru dibawa ke Makkah lalu ke Madinah.
Ketegasan Umar Terhadap Kemungkaran
Ketegasan Umar Terhadap Kemungkaran
Jika Umar
menugaskan para gubernurnya, maka beliau akan menulis perjanjian yang
disaksikan oleh kaum Muhajirin. Umar mensyaratkan kepada mereka agar tidak
menaiki kereta kuda, tidak memakan makanan yang enak-enak, tidak berpakaian
yang halus, dan tidak menutup pintu rumahnya kepada rakyat yang membutuhkan
bantuan. Jika mereka melanggar pesan ini, maka akan mendapatkan hukuman.
Jika seseorang
berbicara kepadanya menyampaikan berita, dan ia berbohong dalam sepatah atau
dua patah kalimat, maka Umar akan segera menegurnya dan berkata, "Tutup
mulutmu, tutup mulutmu!" Maka lelaki yang berbicara kepadanya menyanggah,
"Demi Allah, sesungguhnya berita yang aku sampaikan kepadamu adalah benar
kecuali apa yang engkau perintahkan aku untuk menutup mulut."
Dalam suatu
riwayat disebutkan bahwa Nabi Sallallahu 'Alahi Wasallam memuji ketegasan Umar
dalam memberantas kemungkaran. Beliau bersabda :
عَجِبْتُ مِنْ هؤلاء اللاتي كُنَّ عِنْدِيْ فَلَمَّا سَمِعْنَ صَوْتَكَ ابْتَدَرْنَ الْحِجَابَ فَقَالَ عُمَرُ: فَأَنْتَ أَحَقُّ أَنْ يَهَبْنَ يَا رَسُوْلَ الله ثُمَّ قَالَ عُمَرُ: يَا عَدُوَّاتِ أَنْفُسِهِنَّ أَتَهَبْنَنِيْ وَلَا تَهَبْنَ رَسُوْلَ الله ِ صلى الله عليه وسلم ؟ فَقُلْنَ: نَعَمْ، أَنْتَ أَفَظُّ وَأَغْلَظُ مِنْ رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وسلم ، فَقَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم: إِيْهًا يَا ابْنَ الْخَطَّابِ وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ مَا لَقِيَكَ الشَّيْطَانُ سَالِكًا فَجًّا قَطُّ إِلَّا سَلَكَ فَجًّا غَيْرَ فَجِّكَ.
"Aku heran
terhadap wanita-wanita yang berada di sisiku ini, ketika mereka mendengar
suaramu, segera mereka berdiri menarik hijab. Umar berkata, 'Sebenarnya engkau
yang lebih banyak mereka segani wahai Rasulullah.' Kemudian Umar berbicara
kepada mereka, 'Wahai para wanita yang menjadi musuh bagi nafsunya sendiri,
bagaimana kalian segan terhadap diriku dan tidak segan terhadap Rasulullah?'
Mereka menjawab, 'Ya, sebab engkau lebih keras dan lebih kasar daripada
Rasulullah.' Rasulullah bersabda, 'Wahai Ibnu al-Khaththab, demi Dzat yang
jiwaku berada di TanganNya, tidak-lah setan menemuimu sedang berjalan di suatu
jalan, melainkan ia akan mencari jalan lain yang tidak kamu lalui'." (HR. al-Bukhari).
Hadirin Sidang Jum'at Rahimakumullah
Luasnya penyebaran Islam pada masa Umar
Hadirin Sidang Jum'at Rahimakumullah
Luasnya penyebaran Islam pada masa Umar
Dalam sejarah
tertulis dengan jelas bahwa pada masa kekhalifahan Umar terjadi futuhat
yang sangat luas hingga mencapai benua Afrika. Keadaan ini berimplikasi pada
tersebarnya agama Islam ke seluruh penjuru dunia. Diriwayatkan dari Abdullah
bin Umar radiyallahu 'anhuma bahwa Rasulullah Sallallahu 'Alahi Wasallam
bersabda :
أُرِيْتُ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَنْزِعُ بِدَلْوِ بَكْرَةٍ عَلَى قَلِيْبٍ فَجَاءَ أَبُوْ بَكْرٍ فَنَزَعَ ذَنُوْبًا أَوْ ذَنُوْبَيْنِ نَزْعًا ضَعِيْفًا وَ الله يَغْفِرُ لَهُ ثُمَّ جَاءَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ فَاسْتَحَالَتْ غَرْبًا فَلَمْ أَرَ عَبْقَرِيًّا يَفْرِي فَرِيَّهُ حَتَّى رَوِيَ النَّاسُ وَضَرَبُوْا بِعَطَنٍ.
"Aku
bermimpi sedang mengulurkan timba ke dalam sebuah sumur yang ditarik dengan
penggerek, maka Abu Bakar datang, lalu mengambil air dari sumur tersebut satu
atau dua timba dengan tarikan yang lemah -semoga Allah mengampuninya- kemudian
Umar bin al-Khaththab datang, lalu mengambil air sebanyak-banyaknya. Aku tidak
pernah melihat seorang pemimpin yang agung yang begitu kuat, hingga orang-orang
dapat meminum (air dengan puas), dan membagi-bagikannya kepada unta-unta
mereka." (HR.
al-Bukhari).
Hadirin Sidang Jum'at yang Berbahagia
Hadirin Sidang Jum'at yang Berbahagia
Hadits di atas
menggambarkan luasnya kekuasaan Umar pada masa itu. Dia adalah pemimpin yang
agung yang kuat yang mampu melindungi rakyatnya. Semoga kita dapat mengambil
keutamaan Umar ini sebagai teladan dalam kehidupan kita.
بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَجَعَلَنَا الله مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ الله لِيْ وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ
KHUTBAH KEDUA :
اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ
أَشْهَدُ أَنْ لَا اله إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله
قَالَ الله تعالى :(( يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ ))
اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
أَمَّا بَعْدُ:
Sidang Jum’at yang Kami Hormati
Hendaklah kita
meneladani Umar yang bertaubat setelah pada masa jahiliyah dia sempat tersesat.
Selanjutnya Umar menjadi sosok teladan yang memegang teguh ajaran Islam. Maka
bertaubatlah kepada Allah Subhanahu Wata'ala dan angkatlah kepalamu, jangan
berputus asa dari rahmat Allah Subhanahu Wata'ala, sesungguhnya Allah Subhanahu
Wata'ala berfirman :
قُلْ يَاعِبَادِي الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنفُسِهِمْ لاَتَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللهِ إِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Katakanlah,
'Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah
kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang'." (Az-Zumar: 53).
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar